Assalamualaikum WR.WB
Kali ini saya akan Nge Share Pacaran Menurut Hukum Islam
Boleh Dong sekali kali programer Nge Share Yang Berguna buat semua pihak ^_^
pacaran menurut islam atau pacaran islami inilah yang ingin saya
ulas sobat blogger semua, semoga ini bisa membuka pintu hati kita,
sebelumnya saya mau ngasih flashback artikel artikel saya sebelumnya
yang mengenai pacaran, biar soba semua makin mantap bacanya.
1. Bagi remaja, bila istilah itu disebut-sebut bisa membuat jantung
berdetak lebih kencang. Siapa sih yang nggak semangat bila bercerita
seputar aktivitas pacaran ini ? Semua orang yang normal pasti seneng.
Apalagi yang digambarkan dalam cerita film dan novel, baik yang happy
ending maupun unhappy ending kisah-kasih itu. Tetap mengasyikan.
Pokoknya aktivitas baku syahwat yang memang bukan barang baru di
kalangan remaja itu terus diekspos dan dibuat seolah-olah legal.
Punya tampang sekeren personelnya "One Direction"? Dijamin bakal
dikejar-kejar kaum Hawa. Baik yang mengejar ingin dikencani maupun yang
ingin nagih utang (ha ha ha). Coba aja bayangin, wanita mana sih
yang nggak deg-degan kalo lihat tampangnya si Liam atawa Zayn? Wuih,
histeris, Brur! Maklum cowok ABG yang tergabung dalam kelompok One Direction
ini cool banget. Jadi nggak heran kalo anak cewek merasa nyaman dapat
gacoan model begitu.
2. mau pacaran ? pikir-pikir dan baca dulu nih. kata kata ini tepat
untuk anda yang berniat pacaran.. Apakah perwujudan cinta itu hanya
berarti kasmaran saja? Hmm…menurut salah seorang peneliti, cinta itu
bisa berarti banyak, dan salah satunya memang bisa diartikan kasmaran
dan kasih terhadap lawan jenis. Karena perasaan senang terhadap lawan
jenis itu merupakan fitrah, berarti sah-sah aja dong, namun apakah
sarananya harus pacaran? Sarana yang terbaik adalah simpan rasa itu,
tata dengan rapi dan ekspresikan dengan cara yang halal, yaitu
menikah.
Senang sama lawan jenis, boleh gak ya? Bukankah itu fitrah!
Ehm, siapa yang bilang nggak boleh? Tapi apakah sarananya harus pacaran?
Ehm, siapa yang bilang nggak boleh? Tapi apakah sarananya harus pacaran?
EMOSI CINTA
Menurut para peneliti, yang dimuat Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Intelligence, CINTA ADALAH SALAH SATU EMOSI YANG ADA PADA MANUSIA. Emosi cinta ini mengandung beberapa emosi lain seperti: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, hormat, kasmaran dan kasih.
Nah, dari emosi-emosi turunannya itu, jelas terlihat kalo PERWUJUDAN CINTA LEBIH LUAS SIFATNYA, BUKAN SEKEDAR KASMARAN SAJA. Persahabatan, penerimaan, kebaikan hati dsb bisa kita ekspresikan tanpa harus pacaran.
Tapikan, seorang laki-laki butuh perempuan, dan juga sebaliknya? Glek! (*smile*)
Jawabannya, memang iya sih! Namun, apakah lantas karena butuh itu kita jadi menerobos garis batas yang telah diatur Allah untuk menjaga kita?
WAJAR SAJA
Yap, wajar saja kalo kita senang dengan lawan jenis. Fitrah, betul itu! Tapi FITRAH BUKAN BERARTI HARUS DITURUTI SEHINGGA TAK TERKONTROL. KITA HARUS TETAP MENJAGA FITRAH AGAR TETAP MURNI DAN TAK TERKOTORI DENGAN NAFSU SESAAT. Cinta itu sendiri terbagi menjadi dua:
1. Cinta yang Syar’i
Cinta yang syar’i dasarnya adalah iman. Buka deh Q.S. 3:15, 52: 21 dan 3: 170.
Yap, wajar saja kalo kita senang dengan lawan jenis. Fitrah, betul itu! Tapi FITRAH BUKAN BERARTI HARUS DITURUTI SEHINGGA TAK TERKONTROL. KITA HARUS TETAP MENJAGA FITRAH AGAR TETAP MURNI DAN TAK TERKOTORI DENGAN NAFSU SESAAT. Cinta itu sendiri terbagi menjadi dua:
1. Cinta yang Syar’i
Cinta yang syar’i dasarnya adalah iman. Buka deh Q.S. 3:15, 52: 21 dan 3: 170.
2. Cinta yang Tidak Syar’i.
Sedangkan cinta yang tidak syar’i dasarnya adalah syahwat. Untuk yang ini silakan dibuka Q.S. 3:14, 80: 34-37, dan 43:67.
3. masih pacaran juga ? part 2 ini sambungan dari sebelumnya Soal
pacaran di zaman sekarang tampaknya menjadi gejala umum di kalangan
kawula muda. Barangkali fenomena ini sebagai akibat dari pengaruh
kisah-kisah percintaan dalam roman, novel, film dan syair lagu. Sehingga
terkesan bahwa hidup di masa remaja memang harus ditaburi dengan
bunga-bunga percintaan, kisah-kisah asmara, harus ada pasangan tetap
sebagai tempat untuk bertukar cerita dan berbagi rasa. Selama ini
tempaknya belum ada pengertian baku tentang pacaran.
4. Pacaran, Yes or No ? masih tentang pacaran sesuai pandangan islam.banyak
pemuda skrg salah mengartikan yg namanya dgn cinta, mdh2n dgn membaca
ini dpt menyadarkan apa yg sebenarnya hati kita harus lakukan dan kemana
cinta itu kita arahkan :
A. Islam Mengakui Rasa Cinta Islam mengakui
adanya rasa cinta yang ada dalam diri manusia. Ketika seseorang memiliki
rasa cinta, maka hal itu adalah anugerah Yang Kuasa. Termasuk rasa
cinta kepada wanita (lawan jenis) dan lain-lainnya. “Dijadikan indah
pada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini,yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak,
kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang
baik .”(QS. Ali Imran :14).
B. Cinta Kepada Lain Jenis Hanya Ada Dalam Wujud Ikatan Formal Namun
dalam konsep Islam, cinta kepada lain jenis itu hanya dibenarkan
manakala ikatan di antara mereka berdua sudah jelas. Sebelum adanya
ikatan itu, maka pada hakikatnya bukan sebuah cinta, melainkan nafsu
syahwat dan ketertarikan sesaat.
Sebab
cinta dalam pandangan Islam adalah sebuah tanggung jawab yang tidak
mungkin sekedar diucapkan atau digoreskan di atas kertas surat cinta
belaka. Atau janji muluk-muluk lewat SMS, chatting dan sejenisnya. Tapi
cinta sejati haruslah berbentuk ikrar dan pernyataan tanggung-jawab yang
disaksikan oleh orang banyak.
C. Pacaran Bukan Cinta
Melihat kecenderungan aktifitas pasangan muda yang berpacaran, sesungguhnya sangat sulit untuk mengatakan bahwa pacaran itu adalah media untuk saling mencinta satu sama lain. Sebab sebuah cinta sejati tidak berentu sebuah perkenalan singkat, misalnya dengan bertemu di suatu kesempatan tertentu lalu saling bertelepon, tukar menukar SMS, chatting dan diteruskan dengan janji bertemua langsung.
Melihat kecenderungan aktifitas pasangan muda yang berpacaran, sesungguhnya sangat sulit untuk mengatakan bahwa pacaran itu adalah media untuk saling mencinta satu sama lain. Sebab sebuah cinta sejati tidak berentu sebuah perkenalan singkat, misalnya dengan bertemu di suatu kesempatan tertentu lalu saling bertelepon, tukar menukar SMS, chatting dan diteruskan dengan janji bertemua langsung.
Semua
bentuk aktifitas itu sebenarnya bukanlah aktifitas cinta, sebab yang
terjadi adalah kencan dan bersenang-senang. Sama sekali tidak ada ikatan
formal yang resmi dan diakui. Juga tidak ada ikatan tanggung-jawab
antara mereka. Bahkan tidak ada ketentuan tentang kesetiaan dan
seterusnya.
Padahal
cinta itu memiliki, tanggung-jawab, ikatan syah dan sebuah harga
kesetiaan. Dalam format pacaran, semua instrumen itu tidak terdapat,
sehingga jelas sekali bahwa pacaran itu sangat berbeda dengan cinta.
D. Pacaran Bukanlah Penjajakan / Perkenalan
Bahkan kalau pun pacaran itu dianggap sebagai sarana untuk saling melakukan penjajakan, perkenalan atau mencari titik temu antara kedua calon suami istri, bukanlah anggapan yang benar. Sebab penjajagan itu tidak adil dan kurang memberikan gambaran sesungguhnya dari data yang diperlukan dalam sebuah persiapan pernikahan.
Bahkan kalau pun pacaran itu dianggap sebagai sarana untuk saling melakukan penjajakan, perkenalan atau mencari titik temu antara kedua calon suami istri, bukanlah anggapan yang benar. Sebab penjajagan itu tidak adil dan kurang memberikan gambaran sesungguhnya dari data yang diperlukan dalam sebuah persiapan pernikahan.
Dalam
format mencari pasangan hidup, Islam telah memberikan panduan yang
jelas tentang apa saja yang perlu diperhitungkan. Misalnya sabda
Rasulullah SAW tentang 4 kriteria yang terkenal itu.
Dari
Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW berdabda,”Wanita itu dinikahi
karena 4 hal : [1] hartanya, [2] keturunannya, [3] kecantikannya dan [4]
agamanya. Maka perhatikanlah agamanya kamu akan selamat. (HR. Bukhari
Kitabun Nikah Bab Al-Akfa’ fiddin nomor 4700, Muslim Kitabur-Radha’ Bab
Istihbabu Nikah zatid-diin nomor 2661)
Selain
keempat kriteria itu, Islam membenarkan bila ketika seorang memilih
pasangan hidup untuk mengetahui hal-hal yang tersembunyi yang tidak
mungkin diceritakan langsung oleh yang bersangkutan. Maka dalam masalah
ini, peran orang tua atau pihak keluarga menjadi sangat penting.
nah sobat2 yg udah terlanjur pacaran..
ada
solusi yg akan saya berikan.,tman2 gk usah buru2 mutusin
pasangannya..tapi minta tolong kpada ALLAH dulu, Ia akan memberikan
jalan yg tebaik,,dan tingkatkan ibadah teman2...
No pacaran, yes ta'aruf (perkenalan)
arahkan cintamu kpd ALLAH maka bidadari yg lebih indah daripada kamu bayangkan akan datang dgn sendirinya.
Istilah pacaran tidak bisa lepas dari remaja, karena salah satu ciri
remaja yang menonjol adalah rasa senang kepada lawan jenis disertai
keinginan untuk memiliki. Pada masa ini, seorang remaja biasanya mulai
"naksir" lawan jenisnya. Lalu ia berupaya melakukan pendekatan untuk
mendapatkan kesempatan mengungkapkan isi hatinya. Setelah pendekatannya
berhasil dan gayung bersambut, lalu keduanya mulai berpacaran.
Pacaran dapat diartikan bermacam-macam, tetapi intinya adalah jalinan
cinta antara seorang remaja dengan lawan jenisnya. Praktik pacaran juga
bermacam-macam, ada yang sekedar berkirim surat, telepon, menjemput,
mengantar atau menemani pergi ke suatu tempat, apel, sampai ada yang
layaknya pasangan suami istri.
Di kalangan remaja sekarang ini, pacaran menjadi identitas yang sangat
dibanggakan. Biasanya seorang remaja akan bangga dan percaya diri jika
sudah memiliki pacar. Sebaliknya remaja yang belum memiliki pacar
dianggap kurang gaul. Karena itu, mencari pacar di kalangan remaja tidak
saja menjadi kebutuhan biologis tetapi juga menjadi kebutuhan
sosiologis. Maka tidak heran, kalau sekarang mayoritas remaja sudah
memiliki teman spesial yang disebut "pacar".
Lalu bagaimana pacaran dalam pandangan Islam???Istilah pacaran
sebenarnya tidak dikenal dalam Islam. Untuk istilah hubungan percintaan
antara laki-laki dan perempuan pranikah, Islam mengenalkan istilah
"khitbah (meminang". Ketika seorang laki-laki menyukai seorang
perempuan, maka ia harus mengkhitbahnya dengan maksud akan menikahinya
pada waktu dekat. Selama masa khitbah, keduanya harus menjaga agar
jangan sampai melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Islam,
seperti berduaan, memperbincangkan aurat, menyentuh, mencium, memandang
dengan nafsu, dan melakukan selayaknya suami istri.
Ada perbedaan yang mencolok antara pacaran dengan khitbah. Pacaran tidak
berkaitan dengan perencanaan pernikahan, sedangkan khitbah merupakan
tahapan untuk menuju pernikahan. Persamaan keduanya merupakan hubungan
percintaan antara dua insan berlainan jenis yang tidak dalam ikatan
perkawinan.Dari sisi persamaannya, sebenarnya hampir tidak ada perbedaan
antara pacaran dan khitbah. Keduanya akan terkait dengan bagaimana
orang mempraktikkannya. Jika selama masa khitbah, pergaulan antara
laki-laki dan perempuan melanggar batas-batas yang telah
ditentukan Islam, maka itu pun haram. Demikian juga pacaran, jika orang
dalam berpacarannya melakukan hal-hal yang dilarang oleh Islam, maka
hal itu haram.
Jika seseorang menyatakan cinta pada lawan jenisnya yang
tidak dimaksudkan untuk menikahinya saat itu atau dalam waktu
dekat, apakah hukumnya haram? Tentu tidak, karena rasa cinta adalah
fitrah yang diberikan allah, sebagaimana dalam firman-Nya berikut: Dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berfikir. (QS. Ar-Rum: 21)
bagaimana ? adakah pacaran sesuai syari'at islam? tentu ada, yaitu pacaran setelah pernikahan .
Allah telah menjadikan rasa cinta dalam diri manusia baik pada laki-laki
maupun perempuan. Dengan adanya rasa cinta, manusia bisa hidup
berpasang-pasangan. Adanya pernikahan tentu harus didahului rasa cinta.
Seandainya tidak ada cinta, pasti tidak ada orang yang mau membangun
rumah tangga. Seperti halnya hewan, mereka memiliki instink seksualitas
tetapi tidak memiliki rasa cinta, sehingga setiap kali bisa berganti
pasangan. Hewan tidak membangun rumah tangga.Menyatakan cinta sebagai
kejujuran hati tidak bertentangan dengan syariat Islam. Karena tidak ada
satu pun ayat atau hadis yang secara eksplisit atau implisit
melarangnya. Islam hanya memberikan batasan-batasan antara yang boleh
dan yang tidak boleh dalam
hubungan laki-laki dan perempuan yang bukan suami istri.
Di antara batasan-batasan tersebut ialah:
1. Tidak melakukan perbuatan yang dapat mengarahkan kepada zinaAllah SWT
berfirman, "Dan janganlah kamu mendekati zina: sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (QS.
Al-Isra: 32) Maksud ayat ini, janganlah kamu melakukan
perbuatan-perbuatan yang bisa menjerumuskan kamu pada perbuatan zina. Di
antara perbuatan tersebut seperti berdua-duaan dengan lawan jenis
ditempat yang sepi, bersentuhan termasuk bergandengan tangan, berciuman,
dan lain sebagainya.
2. Tidak menyentuh perempuan yang bukan mahramnya Rasulullah SAW
bersabda, "Lebih baik memegang besi yang panas daripada memegang atau
meraba perempuan yang bukan istrinya (kalau ia tahu akan berat
siksaannya). "
3. Tidak berduaan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya Dilarang laki
dan perempuan yang bukan mahramnya untuk berdua-duan. Nabi SAW
bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir,
maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang
tidak mahramnya, karena ketiganya adalah setan." (HR. Ahmad)
4. Harus menjaga mata atau pandangan Sebab mata kuncinya hati. Dan pandangan itu pengutus fitnah yang
sering membawa kepada perbuatan zina. Oleh karena itu Allah berfirman,
"Katakanlah kepada laki-laki mukmin hendaklah mereka memalingkan
pandangan (dari yang haram) dan menjaga kehormatan mereka.....Dan
katakanlah kepada kaum wanita hendaklah mereka meredupkan mata mereka
dari yang haram dan menjaga kehormatan mereka..." (QS. An-Nur:
30-31)Yang dimaksudkan menundukkan pandangan yaitu menjaga
pandangan, tidak melepaskan pandangan begitu saja apalagi memandangi
lawan jenis penuh dengan gelora nafsu.
5. Menutup aurat
Diwajibkan kepada kaum wanita untuk menjaga aurat dan dilarang memakai
pakaian yang mempertontonkan bentuk tubuhnya, kecuali untuk suaminya.
Dalam hadis dikatakan bahwa wanita yang keluar rumah dengan berpakaian
yang mempertontonkan lekuk tubuh, memakai minyak wangi yang baunya
semerbak, memakai "make up" dan sebagainya setiap langkahnya dikutuk
oleh para Malaikat, dan setiap laki-laki yang memandangnya sama dengan
berzina dengannya. Di hari kiamat nanti perempuan seperti itu tidak akan
mencium baunya surga (apa lagi masuk surga) .
Begitulah Pacaran Menurut Hukum Islam..
Jangan Lupa Follow Twitter saya @Castries101
Thanks Before ^_^
Sip (y)
BalasHapus